Selasa, 15 Mei 2012

Warning !! Cinta dan Benci itu Tipis


Pasti sudah sering dengar kata-kata ini. Dan banyak yang udah mengalaminya. Dulu, ada seorang teman cewek, sebut saja namanya Bunga (halah, kok kayak korban perkosaan ya?) yang benci banget sama teman prianya (yang juga teman saya) sebut sajaArjuna. Bencinya luar biasa. Sampai-sampai setiap apa aja yang dikatakan oleh Arjuna itu, menurut Bunga tidak ada yang benar. Meskipun sebenarnya kalo dipikir sama orang netral, apa yang dikatakan Arjuna itu ada benarnya.
Namun semua berubah drastis hanya karena kejadian 5 detik. Arjuna entah secara sadar atau tidak sadar menangkap bola nyasar yang mengarah ke Bunga, padahal waktu itu dia bukan penjaga gawang. Saat itu Liga sekolah antar kelas, seringnya cewek-cewek jadi supporter dan Arjuna yang pemain basket itu mau tidak mau harus bisa main sepak bola. Sejak saat itu, sikap Bunga ke Arjuna jadi berubah, jadi lebih netral dan manis. Aneh? Ternyata tidak juga…
Kata-kata mengenai cinta dan benci yang tipis bedanya tuh bukan sekedar mitos, tapi emang ada ilmu yang menyertainya. Simple nya, witing tresna jalaran saka kulina (wiks, bahasa planet mana ini) cinta itu karena kebiasaan. Kenapa bisa begitu? Semakin kita membenci seseorang, semakin kita tahu orang itu. Semakin kita tahu seseorang, semakin kita bisa menilai. Saat kita benci buta kepada seseorang, kita jadi secara tak sadar makin kenal dia. Dan jika kita tidak punya pijakan yang kuat terhadap kebencian itu, lama-lama pijakan itu runtuh saat sesuatu yang baik terjadi pada diri kita dan orang yang kita benci-lah penyebabnya, maka yang timbul selanjutnya adalah cinta. Hah? Ribet ya? Dibaca aja berkali-kali. Kalo tetap tidak tahu maksudnya juga, berarti memang ribet. rolling on the floor
Dan ternyata, baru-baru ini di Inggris, ada penelitian mengenai hal ini. Ternyata, secara ilmiah, bisa dibuktikan loh kata-kata diatas.
Professor Semir Zeki dari Universitas London melakukan penelitian dengan melihat gelombang otak seseorang. Sebanyak 17 orang laki-laki dan perempuan menjadi obyek dalam penelitian tersebut. Mereka diperlihatkan foto-foto orang-orang yang mereka cintai, benci dan yang sifatnya netral.
Saat diteliti lebih jauh, area otak yang bekerja saat seseorang merasa cinta atau benci berdekatan. Gelombang otak saat seseorang merasa benci dan cinta pun hampir sama.
Di area otak yang bekerja saat seseorang merasa benci dan seseorang merasa cinta hanya dibatasi dengan garis tipis. Hanya saja, area yang dimiliki rasa cinta lebih besar.
Kalo mau baca selengkapnya, ada disini nih atau disini. Dan sekedar tambahan, saya sudah pernah melihat banyak seperti contoh diatas. happy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar