Minggu, 06 November 2011

Dengki = kanker jiwa

empat membaca sebuah artikel yang berjudul "Dengki Sebagai Kanker Jiwa" disebuah majalah Psikologi yang telah lama menghilang dari peredaran yaitu majalah Anda. Disana disebutkan kalau dengki itu merupakan kanker jiwa yang lebih berbahaya dan tidak kalah ganasnya dengan kanker jasmani. Kalau kanker jasmani yang dirugikan hanya si penderitanya saja, tapi kalau kanker jiwa, yang menderita selain dirinya sendiri juga orang lain. Karena dengki orang bisa menjadi pembunuh, karena dengki pula orang bisa bunuh diri.
Dengki merupakan gejala jiwa yang menggambarkan perasaan tidak senang saat melihat atau mendengar orang lain mendapat kesenangan, dan sebaliknya merasa gembira bila mendengar atau melihat orang lain menderita.
Dengki sebagai kanker jiwa dapat memunculkan tindakan-tindakan destruktif (bersifat merusak). Karena dengki orang bisa membunuh dan memfitnah, dengan kata lain karena dengki orang dapat menghalalkan berbagai cara untuk merugikan orang lain.
Dengki sebagai kanker jiwa akan membuat diri seseorang tidak merasakan kebahagiaan dan ketenangan hidup. Ia akan selalu disedihkan oleh kemajuan-kemajuan yang dicapai orang lain, disibukkan mengikuti perkembangan kemajuan orang lain sambil menanti dan berharap kehancuranya. Dalam menantinya praktis ia menangisi nasib dirinya yang dirasa tidak pernah kena giliran mendapatkan kemajuan.
Semaksimal mungkin kita harus menghindari penyakit kanker jiwa itu yang jelas-jelas sangat merugikan diri kita sendiri, salah satu caranya adalah dengan tetap bersyukur dan menerima apa yang telah yang telah diberikan oleh Allah, dengan tidak mengesampingkan untuk tetap berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar